Pendidik Dinamis dan Inovasi dalam Dunia Pendidikan

Asef Umar Fakhruddin *)

*) Penulis adalah Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) alumnus UIN Sunan Kalijaga. Sekarang dia aktif sebagai peneliti di Pusat Kajian Dinamika Agama Budaya dan Masyarakat (PUSKADIABUMA) UIN Sunan Kalijaga dan penulis lepas di berbagai media massa.

Abstract:

Education is the most effective mean to internalize democracy, pluralism, and inclusive values. This kind of education can accommodate every difference. Meanwhile, education that emphasizes internalization of divine values will become solution to various problem of this nation. Dynamic education will made us understand substance and meaning of everything. This paradigm only can be manifested by teacher that have dynamic attitude, on viewing difference, on noticing student’s character and need, and to face life and this world.

Keywords: dynamic education, internalization.

Pendahuluan
Pendidik merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan proses belajar-mengajar. Dari para pendidiklah, anak-anak didik mendapatkan media, motivasi, dan pengetahuan yang bisa mereka gunakan sebagai bekal mengarungi kehidupan. Oleh karena itu, pendidik hendaknnya benar-benar mengetahui peran dan kapasitasnya dalam memberikan proses kependidikan. Pasalnya, pendidik tidak hanya berperan sebagai penyampai pengetahuan, melainkan juga pembimbing murid untuk memahami hidup dan kehidupan.

Dengan demikian, pendidik diharapkan—untuk tidak mengatakan diwajibkan, meskipun sangat diharapkan—menjadi dinamis. Pendidik yang dinamis akan berusaha mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki anak-anak didiknya untuk dioptimalkan dan/atau dikembangkan. Hal ini menjadi penting karena tidak sedikit bakat agung para anak didik acap tidak disumirkan. Hasilnya, mereka tidak bisa berkembang, bahkan bakat-bakat luar biasa tersebut akan mati dan hilang.

Untuk sampai pada kapasitas menjadi pendidik dinamis, khususnya pendidik dalam makna formal, harus memiliki legalisasi berupa Surat Keterangan Mengajar. Ada suatu paradigma dan sikap yang perlu kita tunjamkan dalam jiwa. Sudah seharusnya kita dan semua orang, tandas Ari Prabowo,1 General Manager Eloquent, mengakui bahwa dirinya adalah seorang guru/pendidik. Tidak hanya itu, karena di dalam proses berkehidupan begitu pun pendidikan, pada setiap sisi kehidupan kita tidak pernah lepas dari sebuah ungkapan “take and give”.

Pada proses dan keberlangsungannya, hal ini menempatkan kita sebagai guru atau pendidik. Bila kita adalah pengawas, kepala bagian, anggota staf direksi, orangtua dalam rumah tangga, kakak, paman, dan lain sebagainya, maka kita pasti dan seharusnya melakukan pekerjaan guru itu. Pasalnya, saat itu kita sedang berada di tengah-tengah masyarakat dan sudah pasti kita akan berusaha membantu orang lain. Pendek kata, saat kita membantu orang lain untuk melakukan langkah maju dalam belajar atau melakukan sesuatu, maka kita adalah seorang guru.

Baca selengkapnya: 8-Pendidik Dinamis dan Inovasi dalam Dunia Pendidikan – asef umar

No comments yet

Leave a comment